Penggunaan stroller bayi memang memudahkan orang tua karena bayi bisa lebih tenang dan mudah untuk diawasi. Tapi, tahukah Anda kalau ada bahaya mengintai dibalik penggunaan stroller bayi ini? Terlalu lama di stroller akan memicu container baby syndrome. Berikut adalah rangkuman apa itu container baby syndrome dan bagaimana cara mencegahnya.
Daftar Isi
ToggleApa itu Container Baby Syndrome?
Menurut APTA, container baby syndrome adalah syndrome yang mulai terjadi ketika bayi berusia 0-12 bulan dimana bayi terlalu lama berada pada container bayi yang membatasi kebebasan bergerak sehingga menyebabkan pergerakan motorik dan tumbuh kembangnya terhambat. Container bayi yang dimaksud disini tidak hanya sebatas stroller, tapi juga termasuk : car seat, baby swing, bouncer, walker, bantal bayi, bantal menyusui dan juga feeding chair.
Penting untuk memberi ruang pada bayi untuk mengeksplor dan bermain dalam berbagai posisi seperti saat duduk, berguling, merangkak, memutar kepala kesamping dan berdiri. Saat bayi berada di satu container, bayi akan kehilangan kebebasan untuk bergerak, dimana akan berpengaruh pada kognitifnya.
Dampak Negatif Container Baby Syndrome
Meskipun container bayi ini di tujukan untuk membantu bayi agar lebih tenang. Namun ada beberapa dampak negatif jika bayi seharian berada di container yang wajib Anda waspadai, seperti beberapa hal berikut ini:Â
1. Menyebabkan plagiocephaly atau kepala peyang
Plagiocephaly adalah kondisi dimana bentuk kepala bayi menjadi datar atau tidak simetris, yang lebih kita kenal dengan kepala peyang. Hal ini dikarenakan jika bayi terlalu lama tidur pada satu posisi, seperti contohnya saat bayi tidur di ayunan bayi. Bagian tengkorak belakang kepala bayi usia 0 – 12 bulan masih lunak dan dapat dengan mudah berubah bentuk. Dengan mengubah posisi tidur bayi dan merangsang aktivitasnya agar memiringkan kepala ke sisi yang datar, plagiocephaly dapat diatasi.
2. Tortikolis
Tortikolis tidak hanya dialami orang dewasa, bayi yang terlalu lama di stroller bisa mendapatkan hal yang serupa. Dimana leher kaku dan nyeri ketika menoleh, kondisi ini disebabkan oleh ketegangan pada otot leher. Tortikolis bisa terjadi karena bayi tidur dengan posisi yang salah. Posisi kepala bayi akan miring ke satu sisi, dan jika tidak diobati tortikolis dapat menyebabkan kelainan postur tubuh bayi dan kelainan tulang belakang.
3. Masalah penglihatan atau pendengaran
Bayi juga akan mengalami keterlambatan dalam penglihatan dan pendengarannya, seperti sulitnya untuk mengikuti benda yang bergerak. Karena pergerakan bayi dibatasi oleh baby chair dan bouncer, sehingga bayi tidak bisa mengeksplor objek dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Bayi yang berada pada container akan jarang mendengar suara orang tuanya, dan bayi yang sering tidur di bouncer atau ayunan tidak akan memiliki hubungan yang erat dengan sang ibu. Jadi bayi akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendekatan verbal sejak dini. Berbicara langsung serta kontak fisik mampu meningkatkan indra pendengaran pada bayi.
4. Obesitas
Anda pasti tidak ingin sang buah hati terkena obesitas. Dengan mendampingi sang buah hati beraktivitas diruangan, bayi bisa bergerak bebas, mengeksplorasi lingkungan sekitarnya sehingga menstimulasi gerakan motorik. Hal ini bisa mencegah obesitas pada bayi dan hubungan antara Anda dengan sang buah hati bisa lebih erat. Bandingkan jika buah hati kita hanya berada di bouncer seharian, gerakannya akan terbatas dan tidak bebas. Kalori yang terbakar sedikit sehingga rentan terkena obesitas.
5. Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Baby Container Syndrome mungkin memiliki efek yang menyebabkan ADHD. Saat bayi terlalu lama berada di container, tidak ada rangsangan sensorik dan motorik yang terjadi. Gangguan ADHD, membuat anak akan hiperaktif, mudah bosan, sulit fokus dan sulit untuk berkonsentrasi.
Cara Mencegah Container Baby Syndrome
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya container baby syndrome yang bisa Anda lakukan, seperti hal berikut ini :
1. Bermain di lantai
Saat anak belum bisa untuk duduk sendiri, cobalah untuk bermain bersamanya di lantai. Dengan bermain di lantai atau permukaan lain seperti karpet, tikar dan rumput membantu bayi mendapat pengalaman terkait keterampilan motorik maupun sensori dalam hal ini berkaitan dengan inderanya. Selain itu, anak akan memiliki rasa penasaran yang tinggi, berikan waktu untuk sang anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Anda bisa menemani si kecil dengan berada disampingnya, berada dekat dengan orang tua akan membuat anak merasa aman dan nyaman.Â
2. Tummy Time
Berikan waktu lebih banyak untuk tummy time pada si kecil. Tummy time merupakan latihan tengkurap pada bayi, proses awal sebelum akhirnya bayi bisa merangkak dan berjalan sendiri. Latihan ini melatih otot-otot pada bayi, terutama otot pada bagian leher dan pundak. Sehingga tummy time ini jangan sampai Anda lewatkan ya. Namun, jangan lakukan tummy time saat bayi baru saja makan atau menyusui karena bayi bisa muntah karena bagian perutnya tertekan.Â
Rekomendasi Durasi Tidur Bayi di Stroller
Tidak bisa dipungkiri penggunaan baby container, seperti stroller akan sulit dilepas dari kehidupan sehari-hari. Terutama jika Anda memang diharuskan menggunakan stroller saat bepergian keluar rumah untuk alasan keamanan. Anda bisa membatasi penggunaan stroller saat didalam rumah, bayi bisa 15 menit berada di dalam container dalam satu waktu, dengan maksimum 30 menit perhari. Dan saat bayi beranjak usia 3 tahun penggunaan stroller harus dihentikan, agar si kecil bebas beraktivitas karena ini merangsang motorik dan kognitif si kecil.
Pastikan juga Anda memahami penggunaan stroller yang aman pada anak seperti apa. Anda bisa simak artikel Penggunaan Stroller yang Tepat Pada Bayi di sini: Umur Berapa Bayi Boleh Duduk di Stroller? Baca Anjurannya di Sini!
Pertanyaan Seputar Container Baby Syndrome
Menurut APTA, container baby syndrome adalah syndrome yang mulai terjadi ketika bayi berusia 0-12 bulan dimana bayi terlalu lama berada pada container bayi yang membatasi kebebasan bergerak sehingga menyebabkan pergerakan motorik dan tumbuh kembangnya terhambat. Container bayi yang dimaksud disini tidak hanya sebatas stroller, tapi juga termasuk : car seat, baby swing, bouncer, walker, bantal bayi, bantal menyusui dan juga feeding chair.Â
Anda bisa membatasi penggunaan stroller saat didalam rumah, bayi bisa 15 menit berada di dalam container dalam satu waktu, dengan maksimum 30 menit perhari. Dan saat bayi beranjak usia 3 tahun penggunaan stroller harus dihentikan, agar si kecil bebas beraktivitas karena ini merangsang motorik dan kognitif si kecil.
- https://kidshealth.org/en/parents/torticollis.html
- https://napacenter.org/container-baby-syndrome/
- https://www.choosept.com/guide/physical-therapy-guide-container-baby-syndrome
- https://www.kidecology.com/container-baby-syndrome.html
- https://unsplash.com/photos/tGk-cl_eRco?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
- https://unsplash.com/photos/p0hDztR46cw?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink